Globalisasi adalah pemanasan global yang terjadi di bumi. Hal ini disebabkan karena banyaknya rumah atau gedung yang menggunakan kaca, akibatnya sinar matahari yang masuk ke bumi, akan dipantulkan lagi ke atmosfer, atmosfer akan memantulkan kembali ke bumi, dan begitu seterusnya sehingga panas sinar matahari akan terperangkap di bumi.
Sehingga akan terjadi Pemanasan Global, hal ini akan menyebabkan es di kutub mencair sehingga permukaan air akan naik dan menyebabkan pulau-pulau kecil seperti Bali akan tenggelam
.
Selasa, 27 Agustus 2013
Jumat, 23 Agustus 2013
Kisah Asli Bijuu Menurut Mitos Jepang
Masih ingat binatang-binatang buas dalam Serial Naruto yang mempunyai Chakra luar bisa? Ya, binatang-bintang tersebut diambil dari mitologi 9 dewa perang jepang yang terkenal. Dalam mitologi jepang 9 dewa perang tersebut.
di gambarkan dalam bentuk binatang ghaib yang memiliki kekuatan maha dahsyat. Kekuatan diurutkan dari besarnya chakra. Chakra sendiri dapat diartikan sebagai stamina atau inner will. Yang terlemah ditandai dengan dengan ekor satu sedang yang terkuat ekor sembilan. Satu dewa dengan dewa yang lainnya tidak akur sehingga menimbulkan peperangan luar biasa. akibat peperangan ini Rakyat sangat menderita. Peperangan ini dikenal dengan nama “The Ancient war of 9 Gods”. Di Jepang 9 dewa ini dinamakan Bijuu dan kabarnya roh-roh mereka disegel di 9 kuil di Jepang. Sampai sekarangpun Legenda ini masih kental dengan budaya jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang kuno.
Mereka semua akhirnya tersegel dalam kuil-kuil yang tersebar di seluruh Jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang ini:
• Ichibi no Shukaku
• Nibi no Nekomata
• Sanbi no Isonade
• Yonbi no Sokou
• Gobi no Hokou
• Rokubi no Raijuu
• Shichibi no Kaku
• Hachibi no Orochi (Yamata no Orochi)
• Kyubi no Yoko
di gambarkan dalam bentuk binatang ghaib yang memiliki kekuatan maha dahsyat. Kekuatan diurutkan dari besarnya chakra. Chakra sendiri dapat diartikan sebagai stamina atau inner will. Yang terlemah ditandai dengan dengan ekor satu sedang yang terkuat ekor sembilan. Satu dewa dengan dewa yang lainnya tidak akur sehingga menimbulkan peperangan luar biasa. akibat peperangan ini Rakyat sangat menderita. Peperangan ini dikenal dengan nama “The Ancient war of 9 Gods”. Di Jepang 9 dewa ini dinamakan Bijuu dan kabarnya roh-roh mereka disegel di 9 kuil di Jepang. Sampai sekarangpun Legenda ini masih kental dengan budaya jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang kuno.
Mereka semua akhirnya tersegel dalam kuil-kuil yang tersebar di seluruh Jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang ini:
• Ichibi no Shukaku
• Nibi no Nekomata
• Sanbi no Isonade
• Yonbi no Sokou
• Gobi no Hokou
• Rokubi no Raijuu
• Shichibi no Kaku
• Hachibi no Orochi (Yamata no Orochi)
• Kyubi no Yoko
1. Shukaku
shukaku adalah nama salah satu Bijuu yang berbentuk seekor rakun atau Tanuki dalam Bahasa Jepang. Dulunya Shukaku adalah seorang pendeta dari Nara yang berubah menjadi monster karena kekuatan Yamata no Orochi. Dia lalu berubah menjadi rakun raksasa. Kepribadiannya sangatlah konyol dan senang bermain-main, sama seperti rakun pada umumnya. Dia hidup dari jiwa orang-orang yang mati karena pasir dan angin.Tato ungu diseluruh tubuhnya menandakan julukannya sebagai dewa angin.
Gambaran Tanuki yang konyol masa kini telah dikembangkan sejak era Kamakura. Mereka digambarkan seperti anjing rakun besar dengan skrotum yang berukuran raksasa yang menggambarkan Tanuki dalam pandangan artistik yang deskriptif. Tanuki biasa digambarkan dengan testikel mereka yang menggantung di punggung atau dijadikan gendang. Tanuki biasa digambarkan juga dengan perut yang ekstra gendut. Perut mereka juga biasa digambarkan sebagai gendang yang ada di gambaran untuk konsumsi anak-anak di Jepang. Laporan lain mengatakan bahwa Tanuki ialah anggota masyarakat yang tidak berbahaya dan produktif. Beberapa kuil memiliki cerita tentang Tanuki yang bisa menyamar. Kisah yang populer salah satunya ialah Bunbuku Chagama yaitu seorang biksu yang ditipu Tanuki yang mengubah diri menjadi ketel teh. Ada pula yang mengatakan Tanuki sering menipu pemburu dengan menjadi ranting pohon dengan merentangkan tangannya dan menunggu pemburu menjauh dan menjatuhkan diri dari pohon. Terkadang Tanuki juga menipu para pedagang dengan menukarkan barang dengan dedaunan yang mereka sihir sehingga menyerupai uang. Ada juga yang mengatakan kalau daun adalah bagian dari ritual sihir mereka.
Dalam hidupnya Shukaku bertarung sebanyak lima kali, satu kemenangan atas Sokou, 3 kali kekalahan melawan Isonade, Nekomata dan Raijuu. Shukaku melarikan diri melawan Yamata no Orochi.
2.Nekomata
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati.
2.Nekomata
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati.
Legenda mengatakan, awalnya Nekomata hanyalah seekor kucing peliharaan yang sering disiksa pemiliknya. Setelah si kucing mencapai umur sepuluh tahun, secara perlahan buntutnya akan terbelah menjadi dua bagian, bersamaan dengan meningkatnya kekuatan nujum (shamanism) dan sihir (necromancy) si kucing. Beberapa orang yang mempercayai ini biasanya memotong ekor kucing mereka karena takut berubah menjadi monster.
Nekomata memiliki berbagai macam ilmu sihir dan nujum, tetapi yang paling umum digunakan ialah membangkitkan orang mati dengan kehendaknya. Nekomata dikatakan dapat menciptakan dan mengontrol kematian dengan menggerakan buntutnya atau dengan gerakan kaki depannya. Nekomata memakan orang yang dibencinya, apabila pemiliknya lebih kejam, maka si kucing akan menjadi lebih sadis. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.
Beberapa cerita rakyat Jepang juga mengatakan bahwa Nekomata dapat merubah bentuk tubuhnya menjadi manusia; bagaimanapun, tidak seperti kebanyakan nekomusume, Nekomata betina cenderung terlihat sebagai wanita tua, memiliki kepribadian buruk, dan selalu menebarkan aroma menyeramkan disekitarnya, yang jika dihirup dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan penyakit dan wabah.
Peperangan Sembilan Dewa
Dalam cerita mitologi Jepang perang sembilan dewa, Nekomata, yang memiliki simbol elemen kegelapan, mencoba untuk mendominasi peperangan. Ia membentuk Aliansi dengan Hokou untuk menyerang Kyuubi, namun usahanya gagal dan nyaris saja tewas dalam pertempuran. Dalam kondisi kritis, ia diselamatkan oleh dewa kematian. Dalam perang ini, Nekomata tercatat bertarung dalam tiga pertarungan.
3. Isonade
Isonade adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk seperti hiu dengan tanduk di kepalanya serta memiliki tiga buah ekor dan tiga buah sirip, ia juga mampu mengendalikan air sesuai dengan keinginannya. Ia pertama kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat. Setiap beberapa bulan dia akan keluar ke permukaan untuk menghirup udara. Ketika dia melakukan hal ini dia akan menimbulkan badai dan ombak di perairan sekitarnya, semua kapal didekatnya akan tenggelam dan kemudian dijadikan makanan oleh Isonade. Dia juga sering menyerang kapal-kapal yang berlayar di lautan bebas.
Dalam cerita mitologi Jepang perang sembilan dewa, Nekomata, yang memiliki simbol elemen kegelapan, mencoba untuk mendominasi peperangan. Ia membentuk Aliansi dengan Hokou untuk menyerang Kyuubi, namun usahanya gagal dan nyaris saja tewas dalam pertempuran. Dalam kondisi kritis, ia diselamatkan oleh dewa kematian. Dalam perang ini, Nekomata tercatat bertarung dalam tiga pertarungan.
3. Isonade
Isonade adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk seperti hiu dengan tanduk di kepalanya serta memiliki tiga buah ekor dan tiga buah sirip, ia juga mampu mengendalikan air sesuai dengan keinginannya. Ia pertama kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat. Setiap beberapa bulan dia akan keluar ke permukaan untuk menghirup udara. Ketika dia melakukan hal ini dia akan menimbulkan badai dan ombak di perairan sekitarnya, semua kapal didekatnya akan tenggelam dan kemudian dijadikan makanan oleh Isonade. Dia juga sering menyerang kapal-kapal yang berlayar di lautan bebas.
Isonade memiliki bawahan bernama samehada yang hidup di dalam perut Isonade dan membantu menambah chakranya hingga lima kali besar. Makanan samehada berasal dari sisa makanan yang dimakan Isonade.
Peperangan Sembilan Dewa
Dalam cerita mitologi jepang perang sembilan dewa, Isonade, yang memiliki simbol elemen air, mengalami empat pertarungan; dua kali menang (melawan Kaku dan Shukaku), satu kali kalah (melawan Nekomata), dan satu kali melarikan diri (saat melawan Yamata No Orochi). Setelah pertarungan, seorang nelayan sekaligus seorang pejuang yang berani dari Yokohama, Takuma Muramasa, mendekati Isonade kemudian menyegel samehada ke dalam alat sihir guci hiu untuk disegel di dalam kuil air. Akibatnya, Isonade tidak dapat menggunakan chakra masif sehingga tidak membahayakan manusia
4. Sokou
Sokou si ekor empat adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di gunung Fuji, Jepang. Sokou memiliki empat buah ekor dan menyebarkan gas beracun disekitar tubuhnya. Awalnya, Sokou adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Namun akibat pengaruh udara dan racun di pegunungan, kedua hewan itu menyatu dan menjadi besar. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar gunung Fuji, Jepang. Hingga saat ini, beberapa orang masih beranggapan bahwa letusan di gunung Fuji disebabkan oleh dengkuran Sokou ketika sedang tidur.
Dalam cerita mitologi jepang perang sembilan dewa, Isonade, yang memiliki simbol elemen air, mengalami empat pertarungan; dua kali menang (melawan Kaku dan Shukaku), satu kali kalah (melawan Nekomata), dan satu kali melarikan diri (saat melawan Yamata No Orochi). Setelah pertarungan, seorang nelayan sekaligus seorang pejuang yang berani dari Yokohama, Takuma Muramasa, mendekati Isonade kemudian menyegel samehada ke dalam alat sihir guci hiu untuk disegel di dalam kuil air. Akibatnya, Isonade tidak dapat menggunakan chakra masif sehingga tidak membahayakan manusia
4. Sokou
Sokou si ekor empat adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di gunung Fuji, Jepang. Sokou memiliki empat buah ekor dan menyebarkan gas beracun disekitar tubuhnya. Awalnya, Sokou adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Namun akibat pengaruh udara dan racun di pegunungan, kedua hewan itu menyatu dan menjadi besar. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar gunung Fuji, Jepang. Hingga saat ini, beberapa orang masih beranggapan bahwa letusan di gunung Fuji disebabkan oleh dengkuran Sokou ketika sedang tidur.
Peperangan Sembilan Dewa
Sokou bertarung 4 kali, 3 kekalahan oleh Shukaku, Kaku dan Hokou. Sokou melarikan diri ketika berhadapan dengan Raijuu. Sokou memiliki kekuatan fisik terlemah diantara Bijuu. Tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-6.
5. Hokou
Hokou adalah Bijuu yang berupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan setiap-tiap kekuatan elemental: Api, Angin, Air, Tanah, dan Petir. Itu bisa mengakibatkan kerusakan dahsyat bila digunakan. Kemampuannya ialah menggunakan semua elemen maupun mengkombinasikannya. Setiap elemennya juga bisa menyebabkan bencana tergantung jenisnya. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali lima elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Cukup aneh, dia adalah dewa ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.
Sokou bertarung 4 kali, 3 kekalahan oleh Shukaku, Kaku dan Hokou. Sokou melarikan diri ketika berhadapan dengan Raijuu. Sokou memiliki kekuatan fisik terlemah diantara Bijuu. Tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-6.
5. Hokou
Hokou adalah Bijuu yang berupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan setiap-tiap kekuatan elemental: Api, Angin, Air, Tanah, dan Petir. Itu bisa mengakibatkan kerusakan dahsyat bila digunakan. Kemampuannya ialah menggunakan semua elemen maupun mengkombinasikannya. Setiap elemennya juga bisa menyebabkan bencana tergantung jenisnya. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali lima elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Cukup aneh, dia adalah dewa ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.
Peperangan Sembilan Dewa
Hokou bertarung 4 kali, 3 kali kemenangan didapat dari Sokou, Raijuu, dan Nekomata yang nanti akan menjadi sekutunya. Hokou mengalami kekalahan melawan Kyuubi, biarpun dia sudah dibantu oleh Nekomata, tetapi Kyuubi masih terlalu kuat baginya. Kekuatan fisik Hokou ada di peringkat ke 3 dan kekuatan chakra/stamina miliknya ada di peringkat ke-5.
6. Raijuu
Raijuu adalah Bijuu yang yang berbentuk seperti berang-berang, mempunyai 4 kaki dan kuku yang amat tajam. Bila meraung seperti guntur. Aslinya, dia adalah dewa petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar untuk keperluan pertarungan. Bulunya berwarna emas dan ujungnya berdiri. Memiliki enam ekor yang bentuknya seperti petir, seperti dewa petir kuno.
Hokou bertarung 4 kali, 3 kali kemenangan didapat dari Sokou, Raijuu, dan Nekomata yang nanti akan menjadi sekutunya. Hokou mengalami kekalahan melawan Kyuubi, biarpun dia sudah dibantu oleh Nekomata, tetapi Kyuubi masih terlalu kuat baginya. Kekuatan fisik Hokou ada di peringkat ke 3 dan kekuatan chakra/stamina miliknya ada di peringkat ke-5.
6. Raijuu
Raijuu adalah Bijuu yang yang berbentuk seperti berang-berang, mempunyai 4 kaki dan kuku yang amat tajam. Bila meraung seperti guntur. Aslinya, dia adalah dewa petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar untuk keperluan pertarungan. Bulunya berwarna emas dan ujungnya berdiri. Memiliki enam ekor yang bentuknya seperti petir, seperti dewa petir kuno.
Raijuu juga digambarkan sebagai rekan Raiden, dewa guntur dari agama Shinto. Biasanya, Raijuu tenang dan tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi buas dan agresif ketika terjadi badai petir dan mengenai apa saja di sekitarnya, batu, pohon bahkan bangunan (orang dulu bilang bahwa pohon yang tersambar petir terkena cakaran Raijuu).
Ada juga yang mengatakan Raijuu tidur di perut manusia. Ini membuat Raiden menembakkan panah ke perut orang – orang yang tidur untuk membangunkannya, yang bisa membuat orang kesakitan. Raijuu dulu tidur di perut orang – orang bila cuaca sedang buruk. Ada pula yang mengatakan bahwa Raijuu hanya tidur di perut orang yang sedang tidur di luar rumah.
Peperangan Sembilan Dewa
Raijuu bertarung 5 kali. Dia menang atas Shukaku dan Sokou, dan kalah oleh Hokou, Yamata no Orochi dan Kyuubi. Dia disegel oleh ninja bernama Sarutobi dengan menggunakan teknik Kinjutsu:Raikiri yang memotong petirnya dan mengembalikkannya ke Raijuu dan membuatnya terluka. Lalu Sarutobi menggunakan alat kekuatan “Penjara Petir Tersembunyi” dan menyegelnya di Kuil Petir.
7. Kaku
Kaku bisa juga dibaca sebagai “mujina” adalah Bijuu berbentuk tupai. Kanjinya juga bisa dibaca sebagai Mujina, yaitu nama subspesies dari tupai (Meles Meles Anaguma) yang ada di beberapa tempat di Jepang. Dia berasal dari altar pengorbanan di pinggiran Nagoya. Kaku mempunyai tujuh ekor dan yang terkecil diantara para Bijuu, walaupun begitu dia adalah Bijuu terlicik dan paling “penyusup” dari sembilan Bijuu lainnya. Kaku memburu mangsanya dari dalam tanah sepanjang waktu. Dia membunuh dengan melongsorkan/menghancurkan bagian tanah dibawah mangsanya, membuatnya jatuh tepat di mulutnya yang sudah terbuka lebar. Di atas tanah, dia bisa berubah menjadi apa saja, asalkan dia mempunyai tanah liat. Tubuhnya berwarna biru.
Raijuu bertarung 5 kali. Dia menang atas Shukaku dan Sokou, dan kalah oleh Hokou, Yamata no Orochi dan Kyuubi. Dia disegel oleh ninja bernama Sarutobi dengan menggunakan teknik Kinjutsu:Raikiri yang memotong petirnya dan mengembalikkannya ke Raijuu dan membuatnya terluka. Lalu Sarutobi menggunakan alat kekuatan “Penjara Petir Tersembunyi” dan menyegelnya di Kuil Petir.
7. Kaku
Kaku bisa juga dibaca sebagai “mujina” adalah Bijuu berbentuk tupai. Kanjinya juga bisa dibaca sebagai Mujina, yaitu nama subspesies dari tupai (Meles Meles Anaguma) yang ada di beberapa tempat di Jepang. Dia berasal dari altar pengorbanan di pinggiran Nagoya. Kaku mempunyai tujuh ekor dan yang terkecil diantara para Bijuu, walaupun begitu dia adalah Bijuu terlicik dan paling “penyusup” dari sembilan Bijuu lainnya. Kaku memburu mangsanya dari dalam tanah sepanjang waktu. Dia membunuh dengan melongsorkan/menghancurkan bagian tanah dibawah mangsanya, membuatnya jatuh tepat di mulutnya yang sudah terbuka lebar. Di atas tanah, dia bisa berubah menjadi apa saja, asalkan dia mempunyai tanah liat. Tubuhnya berwarna biru.
Peperangan Sembilan Dewa
Dalam perang ini, Kaku bertarung 4 kali, dia menang atas Sokou, dan 3 kali melarikan diri dari Nekomata, Isonade, dan Yamata no Orochi. Walaupun tidak pernah kalah, tetapi dia melarikan diri 3 kali dari 4 kali pertarungannya. Walaupun tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-3 (diatas Isonade dan Nekomata), tetapi dia lebih mementingkan kabur daripada bertarung. Mungkin disebabkan oleh kekuatan fisiknya yang rendah (peringkat ke-7). Tempat penyimpanan tanah liat miliknya ternyata telah diketahui oleh para pejuang dan dibakar. Kaku lalu tidak bisa berubah bentuk dan dikalahkan oleh pejuang pemberani Ikkyo Soujin, yang menyegel Kaku dengan alat kekuatan Sisa Altar Bumi ke segel dalam kuil bumi.
8. Yamata no Orochi
Dalam perang ini, Kaku bertarung 4 kali, dia menang atas Sokou, dan 3 kali melarikan diri dari Nekomata, Isonade, dan Yamata no Orochi. Walaupun tidak pernah kalah, tetapi dia melarikan diri 3 kali dari 4 kali pertarungannya. Walaupun tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-3 (diatas Isonade dan Nekomata), tetapi dia lebih mementingkan kabur daripada bertarung. Mungkin disebabkan oleh kekuatan fisiknya yang rendah (peringkat ke-7). Tempat penyimpanan tanah liat miliknya ternyata telah diketahui oleh para pejuang dan dibakar. Kaku lalu tidak bisa berubah bentuk dan dikalahkan oleh pejuang pemberani Ikkyo Soujin, yang menyegel Kaku dengan alat kekuatan Sisa Altar Bumi ke segel dalam kuil bumi.
8. Yamata no Orochi
Yamata no orochi sangat terkenal di jepang. Bahkan musisi kondang jepang KITARO menggubahnya dalam alunan lagu berjudul Orochi atau “The Dragon Way”. Yamata no Orochi adalah Bijuu berbentuk ular. Dia memiliki mata berwarna merah darah, delapan ekor dan kepala (juga digambarkan dililit oleh akar belukar dan semak) dan memiliki kekuatan dari dunia iblis, simbol kejahatan. Setiap kepala Orochi melambangkan simbol: jiwa, hantu, kejahatan, iblis, dunia setelah kematian, dan kematian. Kekuatan sebenarnya dari Orochi seharusnya tidak terlalu besar, bahkan cenderung lemah. Seorang anggota klan Kusanagi, ketika menyerangnya melakukan kecerobohan, menggunakan pedang legendaris Kusanagi no Tsurugi. Karena itu, sebagai konsekuensinya, Yamata no Orochi mengambil alih pedang itu dan menyerap kekuatan yang ada didalamnya dan menjadi mahluk yang amat kuat, dan akhirnya menyimpan semuanya didalam tubuhnya. Dengan kekuatan barunya, Orochi mengeluarkan kekuatan kegelapan yang amat besar sehingga membangunkan bijuu yang lain, dan menjadi arogan. Orochi mengalahkan banyak bijuu tetapi dia dikalahkan oleh Kyuubi. Alasannya sederhana: kekuatan Kyuubi tidak terbatas, membuat sebuah lubang pada Kusanagi yang bahkan Enma dan Sarutobi tidak bisa menggoresnya sedikitpun. Dalam legenda, dia menyamai Kyuubi dalam hal kekuatan, tetapi dia mempunyai batasan.
Panjang tubuhnya melebihi besar 8 gunung, dia adalah bijuu yang terbesar. Aslinya, dia lebih lemah dari Hokou dan Nekomata. Tetapi, itu 1000 tahun sebelum pejuang pemberani mencoba mengalahkannya dengan Kusanagi no Tsurugi. Dalam prosesnya pedang itu terserap oleh Orochi, lalu memperbesar kekuatannya secara masif. Setelah itu dia bebas menggunakan kekuatan pedang itu dari perutnya. Dia berasal dari medan perang kuno di Osaka. Kabarnya yamata no orochi disegel dalam tubuh orochimaru. ia sebenarnya sudah hampir diambil oleh akatsuki, tetapi karena kekuatannya akatsuki gagal mengambilnya dan orochimaru pun keluar dari organisasi itu.
Peperangan Sembilan Dewa
Orochi bertarung 5 kali, menang atas Shukaku, Isonade, Kaku, Raijuu, dan kalah mengenaskan atas Kyuubi. Kemampuannya bisa memanggil roh-roh jahat dari dunia lain dan kekuatan dari Kusanagi. Kemampuan chakra/stamina dan fisiknya satu tingkat dibawah Kyuubi. Karena itulah yamata no orochi dianggap setan/iblis terkuat setelah kyuubi.
9. Kyuubi
Orochi bertarung 5 kali, menang atas Shukaku, Isonade, Kaku, Raijuu, dan kalah mengenaskan atas Kyuubi. Kemampuannya bisa memanggil roh-roh jahat dari dunia lain dan kekuatan dari Kusanagi. Kemampuan chakra/stamina dan fisiknya satu tingkat dibawah Kyuubi. Karena itulah yamata no orochi dianggap setan/iblis terkuat setelah kyuubi.
9. Kyuubi
Kyuubi merupakan Bijuu dengan bentuk rubah berekor sembilan dan merupakan yang terkuat diantara para Bijuu. Alasan kenapa dia sangat kuat amat sederhana: dia mempunyai chakra yang tidak terbatas, membuatnya pantas menyandang nama “Raja para Bijuu”. Kekuatannya berasal dari segel api miliknya. Setelah bertarung selama 100 tahun dengan Yamata no Orochi, segel itu menjadi kelelahan; tetapi Kyuubi masih bisa bertahan dan berdiri. Dia juga licik dan cerdas. Cara berbicaranya sangat sadistis dan sarkastik. Begitu pula kelakuannya.
Kyuubi no Yokou adalah Bijuu terkuat dalam Mitologi Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah; Kyuubi melambangkan elemen api. Kemampuannya amat luar biasa. Karena belum pernah dikalahkan sekalipun oleh Youkai, kekuatan sebenarnya tidak bisa diukur. Ekornya mengeluarkan pusaran angin dengan cara diputar dengan cepat,satu hentakan ekor saja dapat menimbulkan gempa bumi dan tsunami, dan Kyuubi mampu merobek musuhnya dengan cakar raksasa miliknya. Bulu-bulunya bisa mengeluarkan bola api seperti meteor yang tak pernah habis, cukup untuk menghancurkan sebuah desa dengan cepat. Dalam peperangan 9 dewa, Hokou mengalami cedera parah, dan Nekomata hampir mati; bila tidak ditolong dewa kematian karena berani menantang Kyuubi. Yamata no Orochi bergantung pada Kusanagi no Tsurugi, pedang klan Kusanagi untuk mengalahkan Kyuubi, tetapi bisa dikalahkan dan mata pedang dari pedang tersebut menjadi retak. Padahal Sarutobi sasuke, si ninja legendaris dan Enma si raja monyet tidak bisa menimbulkan goresan sedikitpun pada Kusanagi. Ini menggambarkan kekuatan Kyuubi yang luar biasa.
Kamis, 22 Agustus 2013
Bahaya Dalam Menggunakan Facebook
Friend kalian dah punya facebook belum, kalau sudah, berhati-hatilah karena facebook itu juga ada bahaya nya.Sebenarnya facebook-an itu boleh, asal tau aja bahayanya seperti :
- Iklan yang tidak bagus, contohnya adalah iklan yang hanya untuk orang berumur 18+. Jadi bagi yang blum berumur 18+ jangan dihiraukan ya.... :)
- Kalian seharusnya berteman dengan teman yang kalian kenal, boleh saja berteman dengan orang yang tidak kalian kenal, asalkan orang itu adalah orang baek2. Cara mengetahui apakah orang itu baek atau tidak, kalian bisa lihat profilnya.
- Permainan pada facebook itu memang menyenangkan, tapi bagi kalian yang menggunakan modem untuk bermain game pada facebook, maka pulsa modem kalian akan cepat habis, karena game itu mengambil data yang besar, boleh sih sekali-sekali, agar tidak bosan, tapi jangan sering-sering ya.....
Rabu, 21 Agustus 2013
10 hewan beserta deskripsinya ( 10 animals with their description )
Snow Leopard
Latin Name: Panthera uncia
Location(s): Afghanistan, Bhutan, China, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Nepal, Pakistan, Russian Federation, Tajikistan and Uzbekistan
Description: Unlike their larger cousin, the tiger, Snow Leopards are offered little protection in their native habitats. The Snow Leopard's native habitat is closely tied to grazing grounds of its preferred prey, which is also the same land that farmers wish to use for their livestock. This leads to a reduction in prey animals due to competition with livestock, which leads the leopards to turn to the livestock for food. The taking of livestock often leads to retribution killing by farmers.
The Snow Leopard is also intentionally hunted for it fur, as well as for other body parts that are used in Traditional Chinese Medicine as a substitute for much more rare tiger parts, including bones, claws meat and sexual organs. Poaching of live animals for use in circuses and zoos is also depleting the wild populations.
Over the past decade, much of the Snow Leopard's native range in the Near East has been an area of major military conflict. Damage to the habitat from military action and the demands of displaced peoples for local resources have had a significant impact on the animals' habitat.
The Snow Leopard is also intentionally hunted for it fur, as well as for other body parts that are used in Traditional Chinese Medicine as a substitute for much more rare tiger parts, including bones, claws meat and sexual organs. Poaching of live animals for use in circuses and zoos is also depleting the wild populations.
Over the past decade, much of the Snow Leopard's native range in the Near East has been an area of major military conflict. Damage to the habitat from military action and the demands of displaced peoples for local resources have had a significant impact on the animals' habitat.
Javan Rhinoceros
Latin Name: Rhinoceros sondaicus
Location(s): Indonesia and Viet Nam
Extinct in Bangladesh, Cambodia, China, India, Laos, Peninsular Malaysia, Myanmar and Thailand
Extinct in Bangladesh, Cambodia, China, India, Laos, Peninsular Malaysia, Myanmar and Thailand
Description: Once the most widespread Asian rhinoceros, the Javan Rhino was hunted to near extinction in the 19th and 20th Centuries and currently exists in just two isolated areas. There are now less than 100 wild Javan Rhinos - about 40 to 60 on the western tip of the island of Java, and another smaller group in Cat Tien National Park in Viet Nam. The Viet Nam population is believed to contain as few as six animals, and no breeding has been observed in recent years. It's possible that all of the animals who currently survive are too old to breed, and they may all be the same sex.
There are currently no Javan Rhinos in captivity, and historically there have only ever been 22 in zoos, the last one having died in and Australian zoo nearly 100 years ago. Failed attempts to captively breed Sumatran Rhinos failed miserably in the late 20th century, and that expensive experiment is unlikely to make a Javan Rhino breeding program viable. The species will most likely never recover and they will soon be extinct.
There are currently no Javan Rhinos in captivity, and historically there have only ever been 22 in zoos, the last one having died in and Australian zoo nearly 100 years ago. Failed attempts to captively breed Sumatran Rhinos failed miserably in the late 20th century, and that expensive experiment is unlikely to make a Javan Rhino breeding program viable. The species will most likely never recover and they will soon be extinct.
Green Turtle
Latin Name: Chelonia mydas
Location(s): Tropical and subtropical beaches worldwide
Description: Like all sea turtles, the Green Turtle is a migratory animal that roams the oceans of the world. The female turtles use soft sandy beaches to lay their eggs in more than 80 countries around the world, and the Green Turtle is believed to inhabit the coastal regions of at least 140 countries.
The single greatest threat to all sea turtles, including the Green Turtle, is intentional human harvesting of their eggs from beach-side nesting areas. They are also often caught by fisherman, both accidentally and intentionally, and then killed for their meat. Human beachfront development often encroaches on nesting sites, and the lights from beach-side communities can fatally disorient newly hatched turtle, drawing them away from the ocean.
Turtle egg harvesting has been banned in many countries, but it remains legal in several others despite large reductions in population. The threats to Green Turtles are not reversible and if they aren't ended in the near future the Green Turtle faces certain extinction.
The single greatest threat to all sea turtles, including the Green Turtle, is intentional human harvesting of their eggs from beach-side nesting areas. They are also often caught by fisherman, both accidentally and intentionally, and then killed for their meat. Human beachfront development often encroaches on nesting sites, and the lights from beach-side communities can fatally disorient newly hatched turtle, drawing them away from the ocean.
Turtle egg harvesting has been banned in many countries, but it remains legal in several others despite large reductions in population. The threats to Green Turtles are not reversible and if they aren't ended in the near future the Green Turtle faces certain extinction.
Lar Gibbon
Location(s): Indonesian Sumatra, Laos, Peninsular Malaysia, Myanmar and Thailand
Possibly extinct in China
Possibly extinct in China
Description: Once plentiful in Southeast Asia, many gibbon species are currently endangered, including the Lar Gibbon. Even though the threat caused by deforestation is on the decline, these animals are still over-hunted for their meat. They are also captured in large numbers for the pet trade, even in protected areas.
Gibbons are unlike other apes in that they act as seed carriers for the fruits they eat. They swallow most of the seeds in their diet, and several fruits that gibbons eat are dependent on the the digestive process to both remove the outer cover of the seeds and to disperse them through the environment. Without the gibbons, many of these fruit species could also be endangered.
Gibbons are unlike other apes in that they act as seed carriers for the fruits they eat. They swallow most of the seeds in their diet, and several fruits that gibbons eat are dependent on the the digestive process to both remove the outer cover of the seeds and to disperse them through the environment. Without the gibbons, many of these fruit species could also be endangered.
Chinese Pangolin
Location(s): Bangladesh, Bhutan, China, Hong Kong, India, Laos, Myanmar, Nepal, Taiwan, Thailand and Viet Nam
Description: Populations of all Asian Pangolins have suffered extreme losses in the recent past, and these losses are expected to continue over the coming years. They are hunted throughout Asia for export to China, mostly for medicinal purposes but also for their meat and skins. The pangolins were once hunted for subsistence use, but the exploding demand and high price for the animals has spurred illegal commercial hunting. Pangolins can fetch more than $95 U.S. per kilogram in the open market, so even in protected areas they are being relentlessly hunted.
The particular subspecies Manis pentadactyla is especially threatened, since it is the easiest to catch. Unlike other tree-dwelling pangolins, Manis pentadactyla lives in clearly distinguishable underground burrows that are easily spotted and dug up to capture the animals.
The particular subspecies Manis pentadactyla is especially threatened, since it is the easiest to catch. Unlike other tree-dwelling pangolins, Manis pentadactyla lives in clearly distinguishable underground burrows that are easily spotted and dug up to capture the animals.
Red Headed Vulture
Location(s): Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China, India, Lao People's Democratic Republic, Myanmar, Nepal, Thailand and Viet Nam; Vagrant in Pakistan and Singapore
Possibly extinct in Malaysia
Possibly extinct in Malaysia
Description: Once widely disbursed and abundant through Asia, in recent decades the wild population of Red-Headed Vultures (also known as the Indian Black or Pondicherry Vulture) have experienced a rapid decline in range and population. The current wild population is estimated at less than 10,000 individuals throughout Asia, with just a few hundred in Southeast Asia and the rest mostly in India. Like other carrion eaters, vultures are vital to the ecosystem for disposing of dead animals, and their loss has a profound effect on the biosphere. In India, members of the Parsi faith also relied on the birds for the disposal of human remains, as burying or burning the bodies was seen as polluting the natural elements.
As recently as the 1980s there were millions of vultures all over India, but the population suffered precipitous losses and the few remaining birds are mostly found in sanctuaries. The main cause for the rapid decline in Indian vulture populations seems to be the use of a pharmaceutical called diclofenac, which was used to prevent colic in cattle. The drug turned out to be lethal to vultures who consumed the flesh of dead cows, which are considered sacred in that country are so are left out in the open when the die. After diclofenac was banned, its replacement drug also turned out to be fatal to vultures, and the remaining populations may not be viable for the species' continued existence.
In addition to the deadly drugs used to treat cattle, the overall decline in wild grazing animals in Asia has lead to a drop in the available number of dead animal carcasses for the birds to feed on.
As recently as the 1980s there were millions of vultures all over India, but the population suffered precipitous losses and the few remaining birds are mostly found in sanctuaries. The main cause for the rapid decline in Indian vulture populations seems to be the use of a pharmaceutical called diclofenac, which was used to prevent colic in cattle. The drug turned out to be lethal to vultures who consumed the flesh of dead cows, which are considered sacred in that country are so are left out in the open when the die. After diclofenac was banned, its replacement drug also turned out to be fatal to vultures, and the remaining populations may not be viable for the species' continued existence.
In addition to the deadly drugs used to treat cattle, the overall decline in wild grazing animals in Asia has lead to a drop in the available number of dead animal carcasses for the birds to feed on.
Tiger
Latin Name: Panthera tigris
Location(s): Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China , India, Indonesian Sumatra, Laos, Peninsular Malaysia, Myanmar, Nepal, Russian Federation, Thailand and Viet Nam
Possibly extinct in North Korea
Extinct in Afghanistan, Indonesia (Bali and Jawa), Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Singapore, Tajikistan, Turkey, Turkmenistan, Uzbekistan
Possibly extinct in North Korea
Extinct in Afghanistan, Indonesia (Bali and Jawa), Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Singapore, Tajikistan, Turkey, Turkmenistan, Uzbekistan
Description: Multiple tiger subspecies once freely roamed throughout Asia, from Turkey in the west to the Russian coastline in the east. Over the last 100 years tigers have disappeared from 93% of their historic range. The current wild population of all tigers is endangered, with several subspecies considered critically endangered. The entire worldwide wild population is estimated at 3,000 to 5,000 individuals.
Because they are predators that rely mainly on small mammals like pigs and deer for the bulk of their diets, tigers require a large amount of space to and a strong prey population to survive. Deforestation for farming and commercial development fragment the territory and reduce the number of prey animals, and so directly cause a reduction in the tiger population. Many tigers are killed by farmers to protect their communities as well as their livestock, and the tiger parts from those kills often end up on the black market.
Until very recently it appeared that the tiger would be hunted to extinction for the illegal fur trade and for use in Traditional Chinese Medicine, even though most of the supposed medicinal properties in various tiger parts are either psychosomatic or easily treated with less expensive and destructive alternatives. Even though trade in tiger parts has been banned in every part of the world, a strong illegal trade still exists in Asia, especially in China, Viet Nam and Malaysia. Attempts in China to "farm" tigers through captive breeding have been attempted, but the very existence of tiger farms only serves to maintain demand for tiger parts, which in turn fuels illegal trade in other countries.
Because they are predators that rely mainly on small mammals like pigs and deer for the bulk of their diets, tigers require a large amount of space to and a strong prey population to survive. Deforestation for farming and commercial development fragment the territory and reduce the number of prey animals, and so directly cause a reduction in the tiger population. Many tigers are killed by farmers to protect their communities as well as their livestock, and the tiger parts from those kills often end up on the black market.
Until very recently it appeared that the tiger would be hunted to extinction for the illegal fur trade and for use in Traditional Chinese Medicine, even though most of the supposed medicinal properties in various tiger parts are either psychosomatic or easily treated with less expensive and destructive alternatives. Even though trade in tiger parts has been banned in every part of the world, a strong illegal trade still exists in Asia, especially in China, Viet Nam and Malaysia. Attempts in China to "farm" tigers through captive breeding have been attempted, but the very existence of tiger farms only serves to maintain demand for tiger parts, which in turn fuels illegal trade in other countries.
Bactrian Camel
Location(s): China and Mongolia
Extinct in Kazakhstan
Extinct in Kazakhstan
Description: Once prolific across the Gobi Desert of Mongolia and northwest China, the wild Bactrian Camel population had been reduced to less than 1,000 animals by 2004. Droughts in the Gobi have reduced the amount of water resources for the camels, and predation by wild wolves has increased at the same time. Each year, about 20 Bactrian Camels are intentionally killed by miners and hunters when they migrate out of protected areas across the Mongolian border into China.
There are just over a dozen Bactrian Camels in captivity in Mongolia and China - not enough to successfully breed the animals in captivity. If the wild population continues to decline at current rates the species will soon become extinct.
There are just over a dozen Bactrian Camels in captivity in Mongolia and China - not enough to successfully breed the animals in captivity. If the wild population continues to decline at current rates the species will soon become extinct.
Russian Sturgeon
Latin Name: Acipenser gueldenstaedtii
Location(s): Azerbaijan, Bulgaria, Georgia, Iran, Islamic Republic of, Kazakhstan, Moldova, Romania, Russian Federation, Serbia, Turkey, Turkmenistan, Ukraine
Extinct in Austria, Croatia, Hungary
Extinct in Austria, Croatia, Hungary
Description: The Russian Sturgeon was once prolific throughout the Caspian ans Black Seas, as well as many of their tributaries. Due to over fishing and dam construction in the last 100 years, the wild population has been diminished by 90% of its historic levels. The Russian Sturgeon is now only rarely seen in the Black Sea basin, and spawning grounds have been diminished sharply.
Illegal fishing for caviar is expected to continue to reduce the population over time - the only hope for the survival of the species is from captive breeding in fisheries and man-made stocking of formerly rich habitats.
Illegal fishing for caviar is expected to continue to reduce the population over time - the only hope for the survival of the species is from captive breeding in fisheries and man-made stocking of formerly rich habitats.
Giant Panda
Location(s): China
Description: Once ranging throughout China, the current wild population of Giant Pandas is estimated to be just 1,000 to 2,000 animals. Giant Pandas are completely dependent upon bamboo forests, and in the past they were able to roam from area to area to locate sufficient amounts of food. The combination of deforestation for farming and the breakup of their native range by roads and construction have reduced the Panda population down to smaller numbers.
In the past, poaching was the greatest threat to the Giant Panda, but that threat has been nearly eliminated in recent years. China has imposed stricter protection measures for the Panda's natural habitat, but there is no concrete proof that their population is going to be able to recover in the wild. One such effort is the "Grain-to-Green" campaign, wherein the government pays farmers to replant trees instead of crops in areas where Pandas might be able to thrive. Whether the Pandas will actual resettle these areas is not yet known.
In the past, poaching was the greatest threat to the Giant Panda, but that threat has been nearly eliminated in recent years. China has imposed stricter protection measures for the Panda's natural habitat, but there is no concrete proof that their population is going to be able to recover in the wild. One such effort is the "Grain-to-Green" campaign, wherein the government pays farmers to replant trees instead of crops in areas where Pandas might be able to thrive. Whether the Pandas will actual resettle these areas is not yet known.
Langganan:
Postingan (Atom)